Monday, March 30, 2020

Apresiasi Karya Pelukis (Sigit Santoso)


TUGAS APRESIASI RUPA
MATA KULIAH : SENI RUPA DAN KERAJINAN
DOSEN PENGAMPU : DIAN INDAH PURNAMA SARI, M.Pd
NAMA           : MARIA GAUDENSIA WONGA WEA
NIM               : 2017015193
KELAS          : 6E
PGSD FKIP UST
Biografi Pelukis
Nama   : F. Santoso Sigit
TTL     : Ngawi, Jawa Tengah, 1964
Ia lulus Fakultas Seni Rupa dan desain, ISI Yogyakarta pada tahun 1993. Ia telah menggelar pameran tunggalnya di Edwin’s Gallery, Jakarta dan pernah turut serta dalam pameran bersama di Bali, Jakarta, Italia, Korea,, Solo, Yogjakarta, Singapura, Australia, Hongkong, Taipei dan Beijing. Pada tahun 2006 dan 2007, ia menjadi juara kedua dari ‘The Sovereign Asian Art Prize’ di Hongkong. Tahun 1994 ia meraih gelar sepuluh besar di “ The  Phillip Moris group Indonesian art awards” dan ditahun yang sama ia memenangkan gelar karya terbaik pada festifal mahasiswa seni  Indonesia, dan di tahun 1990, ia juga memenangkan gelar karya terbaik pula di ulang tahun ke-6 ISI Yogyakarta.
F. Sigit Santoso merupakan salah satu seniman yang memilih realisme yang sangat rumit pengerjaannya, serta menghabiskan banyak waktu sebagai metode utama untuk mengekspresikan suatu bentuk secara akurat. Ia juga merupakan seorang yang sangat ahli dalam menyajikan metafora-metafora yang sarat dengan pemaknaan ganda. Karya-karyanya cenderung surealistik, dan menunjukan suatu kompleksitas dan pemikiran terhadap identitas, asal usul, ironi dan kontradiksi.
Judul lukisan yang saya pilih diatas adalah “Setelah Pesta Usai” tahun 2018.
Gambar ini digambar sebelum pemilihan umum Presiden. Jelang pemilihan presiden, sebutan bagi kelompok pendukung tokoh tertentu menguat di tengah masyarakat. Sinisme dibangun oleh dua kubu di tahun politik. Dimedia sosial, muncul sebutan bagi pendukung Presiden Joko Widodo, yaitu kecebong. Sementara pendukung tokoh selain Jokowi kerap disebut kampret. Saat itu sedang gempar-gemparnya  persoalan antara pendukung dua partai politik dengan sebutan cebong dan kampret. Jadi dalam gambar tersebut mau melukiskan bahwa jika Presiden Joko Widodo terpilih setelah pemilu, akan dibawa kemanakah cebong dan kampret ini? Apa yang akan dilakukan Presiden, apa akan mampu untuk menyingkirkan pihak cebong dan kampret? Apakah keduanya dapat bersatu? Latar yang berwarna abu-abu mau menunjukan masa depan bangsa Indonesia yang belum jelas dan tidak pasti. Ada sinar putih diwajahnya menunjukan bahwa ada secercah harapan di masa yang akan datang.