Saturday, May 9, 2020
Tuesday, April 7, 2020
Monday, March 30, 2020
Apresiasi Karya Pelukis (Sigit Santoso)
TUGAS APRESIASI RUPA
MATA KULIAH : SENI RUPA DAN KERAJINAN
DOSEN PENGAMPU : DIAN INDAH PURNAMA SARI, M.Pd
NAMA : MARIA GAUDENSIA WONGA WEA
NIM : 2017015193
KELAS : 6E
PGSD FKIP UST
Biografi Pelukis
Nama : F. Santoso Sigit
TTL : Ngawi, Jawa Tengah, 1964
Ia
lulus Fakultas Seni Rupa dan desain, ISI Yogyakarta pada tahun 1993. Ia telah
menggelar pameran tunggalnya di Edwin’s Gallery, Jakarta dan pernah turut serta
dalam pameran bersama di Bali, Jakarta, Italia, Korea,, Solo, Yogjakarta,
Singapura, Australia, Hongkong, Taipei dan Beijing. Pada tahun 2006 dan 2007,
ia menjadi juara kedua dari ‘The Sovereign Asian Art Prize’ di Hongkong. Tahun
1994 ia meraih gelar sepuluh besar di “ The
Phillip Moris group Indonesian art awards” dan ditahun yang sama ia
memenangkan gelar karya terbaik pada festifal mahasiswa seni Indonesia, dan di tahun 1990, ia juga
memenangkan gelar karya terbaik pula di ulang tahun ke-6 ISI Yogyakarta.
F.
Sigit Santoso merupakan salah satu seniman yang memilih realisme yang sangat
rumit pengerjaannya, serta menghabiskan banyak waktu sebagai metode utama untuk
mengekspresikan suatu bentuk secara akurat. Ia juga merupakan seorang yang
sangat ahli dalam menyajikan metafora-metafora yang sarat dengan pemaknaan
ganda. Karya-karyanya cenderung surealistik, dan menunjukan suatu kompleksitas
dan pemikiran terhadap identitas, asal usul, ironi dan kontradiksi.
Judul
lukisan yang saya pilih diatas adalah “Setelah Pesta Usai” tahun 2018.
Gambar
ini digambar sebelum pemilihan umum Presiden. Jelang pemilihan presiden,
sebutan bagi kelompok pendukung tokoh tertentu menguat di tengah masyarakat.
Sinisme dibangun oleh dua kubu di tahun politik. Dimedia sosial, muncul
sebutan bagi pendukung Presiden Joko Widodo, yaitu kecebong. Sementara
pendukung tokoh selain Jokowi kerap disebut kampret. Saat itu sedang
gempar-gemparnya persoalan antara
pendukung dua partai politik dengan sebutan cebong dan kampret. Jadi dalam
gambar tersebut mau melukiskan bahwa jika Presiden Joko Widodo terpilih setelah
pemilu, akan dibawa kemanakah cebong dan kampret ini? Apa yang akan dilakukan
Presiden, apa akan mampu untuk menyingkirkan pihak cebong dan kampret? Apakah keduanya
dapat bersatu? Latar yang berwarna abu-abu mau menunjukan masa depan bangsa
Indonesia yang belum jelas dan tidak pasti. Ada sinar putih diwajahnya
menunjukan bahwa ada secercah harapan di masa yang akan datang.
Subscribe to:
Posts (Atom)